Assalamualaikum, melanjutkan postingan kemarin tentang cerita umroh saya, kalau kemarin kita bahas tentang Masjid Nabawi, sekarang kita akan membahas dan berkeliling di kota suci Madinah Al-Munawwarah. Bicara soal Madinah kita tentu teringat tentang perstiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke kota ini dan sambutan ramah penduduknya. Meskipun bukan termasuk kedalam rukun atau syarat sahnya ibadah haji dan umroh, kota ini selalu menjadi tujuan utama para jamaah untuk berziarah, kenapa? Karena Madinah adalah kota yang istimewa! Yuk, kita bahas satu-satu disini apa saja keistimewaanya dan ada apa saja yang ada disana.

Kota Tempat Nabi Hijrah dan Wafat


Seperti yang sudah saya bahas kemarin disini, Madinah termasuk tanah haram yang berarti selain muslim dilarang memasuki kota suci ini. Di kota ini Rasulullah mulai mendirikan peradaban Islam dan menjadi pusat pemerintahan Islam dikala itu. Kota yang dahulu bernama Yastrib menjadi tempat hijrahnya Nabi Muhammad SAW setelah mendapat petunjuk dari Allah SWT untuk meninggalkan kota Mekkah dikarenakan situasi yang berbahaya baginya jika beliau tetap disana. Di kota inilah Rasulullah wafat dan dimakamkan beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan, kecuali Ali bin Abu Thalib karena ada yang meriwayatkan beliau dimakamkan di luar Madinah atau bahkan di luar Saudi (kemungkinan di Iraq) wallahua'lam. 

Makam Baqi


Makam Baqi atau Jannatul Baqi adalah sebuah komplek pemakaman yang terdapat di sisi masjid Nabawi. Makam ini sangat bersejarah karena terdapat makam keluarga dan sahabat-sahabat Rasulullah. Makam ini bisa dimasuki pada jam-jam tertentu. Penjagaan askar cukup ketat, kita tidak boleh berlama-lama didalamnya. Karena di khawatirkan jamaah yang berkunjung kesana melakukan perbuatan musyrik. Saya pun tidak sempat mengambil foto disana, karena waktu yang sangat terbatas.

Masjid Quba. Masjid pertama yang dibangun Rasulullah.


Bila kita umroh biasanya masjid ini menjadi tempat yang sayang untuk dilewatkan saat kita melakukan city tour di kota Madinah. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah dan merupakan salah satu dari tiga masjid tertua di dunia yang ada di kota ini. Disunnahkan untuk kita shalat 2 rakaat di masjid ini karena nilainya sama seperti ibadah umroh. Masya Allah.




.
Masjid Qiblatain. Masjid 2 kilbat.


Selain Masjid Quba ada lagi masjid yang sangat bersejarah dalam islam yaitu masjid Qiblatain. Dulu, tempat ibadah yang terletak di Al Qiblatain, Madinah, ini bernama Masjid Bani Salamah. Pada bulan Rajab tahun ke dua Hijriyah, Nabi Muhammad mendapat wahyu untuk memindahkan kiblat dari Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa di Palestina) ke Masjidil Haram di Mekkah. Sayang karena waktu yang terbatas kami tidak memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam masjid dan hanya melewatinya saja.

Jabal Uhud 

Disebut Jabal Uhud (penyendiri) karena gunung ini tidak terhubung dengan rangkaian gunung lain di Madinah. Tak seperti gunung atau bukit lainnya di Kota Madinah, Jabal Uhud memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan Jabal Uhud adalah salah satu bukit yang dijanjikan kelak ada di surga.


Di kaki gunung Uhud ini pernah terjadi peperangan yang sangat terkenal di zaman Rasulullah yaitu perang Uhud. Disini pulalah 70 Syuhada Uhud yang wafat dalam perang tersebut di makamkan termsuk paman Nabi Muhammad yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib. Saking sayangnya Rasulullah dengan para syuhada uhud, beliau pun mengunjungi tempat ini hampir setahun sekali. Tempat ini sudah tertata dengan baik untuk para peziarah, ada masjid dan pasar kecil yang menjual oleh-oleh juga tempat untuk parkir bus.

Pasar Kurma

Buat yang ingin membeli berbagai jenis pilihan kurma bisa mencarinya di tempat ini. Dari kurma muda sampai kurma Ajwa atau kurma Nabi. Harga bervariatif, ya bisa bisanya kita nawar aja, nawar pakai bahasa Indonesia juga bisa kok mereka kebanyakan ngerti bahasa kita karena banyaknya jamaah Indonesia yang berkunjung kesana. Sebenarnya kalau saya lebih tertarik main ke kebun kurma nya, tapi saat saya dan rombongan datang sudah bukan musim panen, karena bulan November sudah mulai masuk musim dingin disana jadi tidak dibuka akses untuk ke kebun kurmanya.

Percetakan Al-Quran King Fahd, Madinah

 Foto : Liputan6.com

Percetakan ini merupakan percetakan Al-Quran terbesar di dunia. Menurut Wikipedia percetakan ini telah memproduksi rata-rata 10 juta copy Al-Qur'an per tahunnya, dan mendistribusikannya ke seluruh benua, dan juga mencetak lebih dari 160 terjemah sejumlah 193 juta copy. Selain itu, juga terdapat studi dan penelitian yang berlanjut untuk membantu percetakan al-Qur'an dan al-Hadits dan terus menggunakan teknik percetakan yang paling modern. Setiap tahunnya komplek percetakan ini dikunjungi oleh 400 ribu pengunjung. Sampai saat ini, komplek percetakan ini sudah mencetak 264 juta cetakan (al-Qur'an, terjemah, buku-buku islam dan sebagainya) sejak dibukanya percetakan ini.

Foto : Liputan6.com

Percetakan ini di jaga sangat ketat, jalan masuknya saja harus mengantri dan melalui jalur khusus. Untuk masuk mobil dan kursi roda bukan lagi portal biasa yang menjaga, tapi menggunakan semacam besi besar yang muncul dari bawah, jadi harus berfikir berkali-kali untuk mendobrak masuk tempat ini. Seperti masuk kawasan militer! Sampai segitunya pihak Kerajan Saudi melindungi harta terbesar umat Islam ini.


Masuk kedalam percetakan kita akan menemukan mesin-mesin dan tumpukan Quran yang siap di distribusikan hingga ke seluruh dunia. Disini kita bisa melihat proses pencetakan Al-Quran yang sudah menggunakan terknologi terkini. Hasil dari percetakan ini bisa kita lihat dan baca di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.



Kita hanya diperbolehkan melihat dari balkon atas yang memang dikhususkan untuk para pengunjung. Dan disini sebenarnya tidak diperbolehkan untuk mengambil foto apalagi menggunakan blitz, tapi ya namanya jamaah Indonesia ya ga afdol gitu kalo ga foto-foto walaupun colongan. hehe...

Saat dibagikan Al-Quran. Foto : Republika.co.id

Setelah melihat-lihat di dalam saat keluar kita akan diberikan Quran secara gratis! Untuk yang masih muda kita akan diberikan Quran yang ukurannya sedang, sedangkan untuk yang sudah sepuh akan diberikan Quran yang berukuran besar. Oiya, untuk yang kesini membawa orang tua yang sudah sepuh dan membawa kursi roda, kita tidak diharuskan ikut kedalam karena aksesnya juga tidak memungkinkan dilalui kursi roda, jadi kita hanya menunggu saja diluar nanti akan diberikan Quran yang besar.

Koperasi Percetakan Quran Madinah. Foto : Liputan6.com

Untuk yang ingin membeli Quran tambahan untuk diwakafkan ke masjid atau dibagikan ke keluarga bisa membelinya di depan komplek ini. Jadi mereka buka semacam toko atau koperasi gitu yang menjual Quran mushaf Madinah ini. Harganya pun sangat murah dibanding kita membelinya di toko dekat hotel. Dan kalau kita membeli banyak mereka biasanya memberikan potongan harga yang lumayan loh.

Berkeliling dan belanja di sekitar hotel


Tak lengkap rasanya kalau kita berkunjung ke kota ini hanya mengikuti city tour dan bulak balik hotel - masjid. Di dekat hotel kita bisa juga mengeksplor tempat-tempat yang menarik. Madinah merupakan kota yang tenang dan nyaman, kita bisa menikmatinya sambil berjalan disekitar hotel tempat kita menginap. 

Foto di depan Hotel Gloria Al Madinah bersama rombongan Al-Hijaz

Bentuk hotel-hotel disini cenderung sama konsepnya, satu gedung hotel dengan lobby dan pintu masuk yang cukup kecil dan didepan atau di sekeliling hotel ada toko-toko/kios untuk pedagang berjualan. Yang dijual cukup beragam, dari mulai baju, sendal, sepatu, pernak pernik, souvenir, makanan, minuman, oleh-oleh dan yang menarik ada beberapa toko yang menjual barang dengan 1 harga saja. 2 Riyal! atau sekitar 8 ribu Rupiah untuk kurs saat ini yg dibulatkan 4 ribu rupiah untuk 1 Riyal. Jangan hanya main di sekitar hotel kita mennginap, tapi juga main ke sekitar hotel-hotel lainnya, karena kita akan makin banyak pilihan untuk berbelanja, tapi hati-hati jangan sampai nyasar dan usahakan jangan berkeliaran sendiri.


Jangan sungkan untuk menawar dalam bahasa Indonesia karena rata-rata pedagang disini bisa berbahasa Indonesia. Dan juga bagi yang belum menukar uang ke Riyal jangan khawatir karena disini mereka menerima Rupiah untuk pembayaran dengan kurs yang dibulatkan tadi. Enak kan? Rupiah seperti sudah menjadi mata uang kedua buat mereka.

Toko Everything 2 Riyal

Booth makanan siap saji di sekitar hotel di Madinah.

Sekedar mengingatkan jangan terlalu khilaf berbelanja disini karena masih ada 1 kota lagi yang harus dikunjungi dalam setiap tour umroh yaitu kota Mekkah. Jadi jangan sampe koper kita penuh dan terpaksa membeli koper lagi saat kita di Mekkah nanti.

Sepertinya cukup itu saja yang bisa saya share dari Kota Madinah yang peaceful ini. Sangat berkesan sekali, penduduknya ramah, tata kotanya baik, bersih dan tenang. Nikmatilah waktu saat berkunjung ke kota ini. Masya Allah Tabarakallah.

Jalan dari hotel menuju Masjid Nabawi

Post a Comment