Assalamualaikum, setelah beberapa kesibukan akhirnya bisa juga menyempatkan diri buat nulis lagi. Kali ini alhamdulilah saya mendapatkan kesempatan yang luar biasa untuk bisa melaksanakan ibadah Umroh bersama keluarga saya. Dan saya akan mencoba membagikan pengalaman yang luar biasa ini dengan kalian semua. Mungkin saya akan membaginya dalam beberapa part postingan. Yuk, kita simak keseruan kita disana.

Datang ke Madinah


Setelah penerbangan selama kurang lebih 10 jam dari Jakarta - Madinah alhamdulilah akhirnya tiba juga di Bandara Internasional Prince Mohammed bin Abdul Aziz Madinah. Suasana di bandara ini sangat berbeda dari bandara yang biasa kita temui di Indonesia. Begitu datang sangat hening, sepi, tak ada backround musik atau suara panggilan yang sering terdengar di bandara, hanya ada beberapa petugas bandara dan imigrasi yang bertugas yang terkadang mereka berbicara dengan bahasa Indonesia dan memanggil jamaah dengan sebutan "Haji". Kemungkinan juga karena kami datang sudah larut malam juga sekitar jam 12 malam waktu Madinah.

Oiya buat yang membawa orang tua yang sudah sepuh, tentu memerlukan kursi roda saat turun dari pesawat. Nah ada yang perlu diperhatikan disini. Kalau di Indonesia kursi roda dan pendorong nya adalah bagian dari pelayanan bandara alias gratis. Sedangkan disana jangan heran kalau si pendorong tiba2 meminta bayaran! Mereka menyebutnya dengan kata "Hadiah". Saat itu kita sedang belum menukarkan uang ke riyal akhirnya kita kasih aja 20 ribu rupiah karena memang tips di Indonesia segitu udah lumayan, lucunya mereka tau itu duit kecil dan menolaknya "No Cent" kata mereka. Waduh! Kalau kita tanya mereka sebenarnya meminta bayaran 100 ribu rupiah, gokil yah? Tapi akhirnya setelah nego dikasih 50 ribu juga mereka menerima dengan muka agak ditekuk tapi. hehe...

Indahnya Masjid Nabawi


Setelah dari bandara kita lalu langsung ke Hotel. Kalau di Madinah hotel-hotel disana rata-rata dekat dengan mesjid dan sangat teratur. Karena waktu sudah memasuki waktu tahajjud dan subuh, maka lebih baik buat yang masih ada tenaga mending langsung saja ambil wudhu dan segera jalan kaki ke masjid. Karena kalian akan mendapatkan suasana malam di masjid Nabawi yang sangat sangat indah.

Sebagaimana Masjidil Haram, Masjid Nabawi memiliki keutamaan yaitu melipatgandakan ganjaran shalat bagi mereka yang shalat di dalamnya. “Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik daripada 1000 shalat di tempat lain, kecuali di Masjidil Haram.” (HR. Muslim).


Saat masuk kedalamnya kalian akan menemui banyak sekali pilar-pilar yang indah yang dihiasi dengan ornamen-ornamen berwarna emas.


Kalian tidak perlu membawa Al Quran ke masjid ini, karena disetiap tiang di masjid ini terdapat Al Quran yang bisa kita baca setiap saat.


Enaknya jika kita sedang di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram kita bisa sesuka hati meminum air Zam-zam. Jika kalian kehausan sangat mudah sekali menemukan tempat air seperti ini di setiap bagian masjid. Kita bisa juga membawa botol minum sendiri jika ingin meminumnya di hotel. Jadi setiap saat pun kita bisa meminum air yang penuh berkah dan menyehatkan ini. Masya Allah.


Ada 2 macam air Zam-zam yang tersedia, yang dingin dan tidak dingin. Jika tidak ingin yang dingin cari tempat air yang bertuliskan "Not Cold". Gunakan gelas plastik yang baru di sebelah kanan, dan jika sudah minum, buang gelas plastik tadi di sebelah kirinya. Nanti ada petugas yang biasanya mengecek dan mengambil gelas-gelas ini.


Jika keadaan sedang ramai, tunggulah sebentar karena kita pasti kebagian. Air Zam-zam selalu di cek dan di isi ulang setiap saat. Jangan takut kehabisan yaa.

Setelah shalat subuh saat jalan balik ke hotel sempatkan melihat sunrise (matahari terbit) di pelataran masjid ini yang luar biasa indah. Warnanya gradasi dari ungu ke kuning kemerahan dipadu dengan lampu-lampu masjid yang masih menyala sungguh pemandangan yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.



Saat hari mulai menjelang siang sempatkan untuk memasuki Raudhah. Salah satu tempat yang paling dianjurkan untuk diziarahi dan tempat dimana terkabulnya doa-doa adalah Raudhah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) pernah bersabda, “Di antara rumahku dan mimbarku adalah taman-taman surga dan mimbarku berada di atas telagaku.”


Walaupun bukan di jam shalat, bukanlah hal yang mudah untuk memasuki Raudhah ini. Kita harus mengantri dan bergantian untuk bisa menunaikan shalat sunnah dan berdoa disini. Biasanya Askar akan memberi waktu sekitar 10-15 menit untuk berada didalam Raudhah, setelah itu biasanya kita akan diusir oleh Askar karena harus bergantian dengan yang lain.


Saat keluar Raudhah kita akan diarahkan ke kiri ke arah pintu keluar. Dan kita akan melewati makam Rasulullah SAW beserta sahabat nabi Abu Bakar dan Umar. Kita tidak bisa melihat langsung makam Rasul karena ditutupi oleh kain hitam dan ornamen emas yang dihiasi kaligrafi. Kita pun tidak dibolehkan berdiri diam di tempat itu dan akan disuruh terus jalan oleh Askar yang bertugas disitu.


Bagi kalian yang membawa orang tua yang sudah sepuh dan membawa kursi roda, bisa membawanya langsung ke dalam masjid. Area masjid Nabawi yang luas memungkinkan untuk membawa kursi roda kedalam masjid. Disarankan untuk yang membawa kursi roda agar datang lebih awal agar mudah mencari tempat yang nyaman untuk shalat.


Selain itu juga buat yang tidak kuat untuk shalat berdiri bisa menggunakan fasilitas tempat duduk yang disediakan oleh masjid. Biasanya terdapat di pintu masuk masjid.


 Jika beruntung pada saat atau hari tertentu kita bisa melihat kegiatan-kegiatan yang ada di masjid ini. Dari mulai anak-anak kecil yang sedang belajar ngaji Al Quran, para ustadz yang sedang mengadakan kajian, atau bahkan kegiatan makan kurma bersama seprti foto dibawah ini.



Sepertinya cukup disini dulu bagian pertama ini, karena tangan sudah mulai capek ngetik, hehe... Masih banyak yang ingin saya share di postingan yang lain. So ikuti terus ya.



Bersama rombongan dari Al-Hijaz Tour & Travel di Masjid Nabawi

Post a Comment