Hampir semua mobil listrik BEV yang dijual di Indonesia sudah punya fitur fast charging yang bikin waktu pengecasan lebih cepat. Saat ini terdapat 3 jenis colokan DC fast charging pada mobil listrik yakni CCS2, CHAdeMO, dan GB/T. Dari slide 1 bisa keliatan dengan jelas, kebanyakan mobil listrik di Indonesia memakai standar CCS2 yang berasal dari Eropa...

Sedangkan sisanya seperti CHAdeMO yang standar Jepang dan GB/T standar China hanya dipakai oleh 1-2 mobil listrik saja. Sejak awal, CHAdeMO sudah diadopsi oleh mobil listrik asal Jepang seperti Nissan Leaf, serta GB/T dipakai oleh mobil listrik China yaitu Wuling BinguoEV yang dirakit di Indonesia.

Sebetulnya, pemerintah punya regulasi tentang konektor DC fast charging pada SPKLU-SPKLU di Indonesia melalui Pasal 3 Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2023 (detail lengkapnya ada di slide 3). Intinya ada 2 jenis konektor DC yang diakui pemerintah yaitu CHAdeMO dan CCS2 serta 1 jenis konektor AC jenis Type 2.

Bagaimana dengan GB/T yang sudah dipakai Wuling BinguoEV? Keliatannya Wuling memanfaatkan Pasal 3 Ayat (5) di peraturan tersebut, intinya produsen atau Badan Usaha boleh menambah konektor di luar 3 jenis tadi namun dipastikah sudah memenuhi standar nasional (SNI) & internasional yang berlaku.


Bonus penampakan standar colokan charging mobil listrik yang berbeda-beda di setiap negara/wilayah, contohnya pada Hyundai IONIQ 5, BYD Seal, BYD Atto 3, NETA V, Toyota bZ4X, dan Tesla Model 3. Keliatan kan perbedaan antar standar charging dalam mobil listrik yang sama?


Satu lagi yang terbaru dari Amerika utara. NACS = North American Charging Standard adalah standar colokan charging mobil listrik terbaru untuk pasar Amerika Utara yang dipelopori oleh Tesla sejak 2021, dan bakal diterapkan pada mobil listrik di luar Tesla mulai 2024.

Sumber : IG Indra Fathan

Post a Comment