Penggunaan kendaraan bermotor dengan bahan bakar fosil telah menjadi salah satu penyebab utama masalah lingkungan dan perubahan iklim. Dalam upaya menghadapi tantangan ini, Pertamina, sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia, terus berinovasi untuk mengembangkan solusi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu inovasi terbaru mereka adalah "Pertamax Green," yang telah menjadi pilihan yang semakin populer bagi pemilik kendaraan yang peduli lingkungan.

Apa Itu Pertamax Green?

Pertamax Green adalah jenis bahan bakar yang dihadirkan oleh Pertamina sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengurangi dampak negatif kendaraan bermotor pada lingkungan. Bahan bakar ini dikembangkan dengan menggunakan teknologi canggih untuk mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan selama proses pembakaran di mesin kendaraan.

Pertamax Green 95 yang hanya tersedia di Surabaya dan Jakarta menggunakan campuran Pertamax dan etanol 5 persen. Jenis bahan bakar baru ini diklaim cocok untuk seluruh kendaraan roda empat dan dua mesin bensin.

Kendati demikian, pemilik kendaraan dianjurkan untuk tetap menyesuaikan kandungan oktan atau RON bahan bakar tersebut dengan rasio kompresi mesin kendaraan.

Untuk dipahami, setiap mesin kendaraan memiliki rasio kompresi berbeda sehingga bahan bakarnya harus menyesuaikan. Salah memilih bahan bakar bisa mengurangi performa mesin.

Secara umum kendaraan dengan rasio kompresi lebih tinggi potensi menghasilkan emisi buang yang rendah.

Pilihan bahan bakar untuk setiap jenis mesin kendaraan sudah melewati proses panjang, itu sebabnya konsumen tak dianjurkan menggunakan bahan bakar yang tidak direkomendasikan.

Kecocokan bahan bakar dengan mesin paling mudah ditentukan berdasarkan klaim oktan bahan bakar dan kemudian disandingkan rasio kompresi mesin.

Nilai oktan atau Research Octane Number (RON) merupakan ukuran standar kinerja mesin atau besin. Singkatnya, makin tinggi rasio kompresi, maka mesin kendaraan membutuhkan bahan bakar dengan oktan yang tinggi.

Pertamax Green 95 diteteskan kandungan nabati dari olahan tebu sebesar 5 persen, hingga naik menjadi oktan 95.

Dengan nilai oktan 95 tersebut, berarti mesin mobil yang cocok menggunakannya minimal memiliki rasio kompresi 11:1 hingga 12:1.

Sedangkan oktan 90 cocok buat mesin rasio kompresi 9:1 sampai 10:1.

Oktan 92 untuk rasio kompresi 10:1 sampai 11:1, dan oktan 98 untuk rasio kompresi mesin 11:1 sampai 13:1.

Ardhi Nurhamzah, Assistant Manager Technical Trainer Eurokars Motor Indonesia (EMI/Mazda) mengatakan pada dasarnya setiap mobil bensin dapat memakai Pertamax Green 95, asalkan pengguna menyesuaikan rasio kompresi mesin kendaraan.

"Jika sesuai tentu akan mendapatkan pembakaran serta performa yang sempurna, serta minim emisi," katanya.

Tapi sebaliknya, jika mobil tersebut punya nilai kompresi tinggi lalu diberikan bahan bakar dengan oktan rendah, efeknya penumpukan karbon. Kemudian mesin akan terasa knocking atau ngelitik dan bisa menyebabkan kerusakan pada internal dapur pacu.

"Ya di antaranya seperti piston," kata dia.

Sumber : cnnindonesia.com

Post a Comment