Alhamdulilah kita telah memasuki kembali bulan Ramadhan yang suci ini. Dalam setiap menjelang bulan Ramadhan kita seringkali melihat di televisi ataupun di sosial media tentang adanya 'Pencarian Hilal'. Sebenarnya apa itu Hilal?

Hilal adalah fase bulan sabit yang muncul di langit pada malam hari setelah bulan baru. Fase hilal terjadi ketika sinar matahari memantul pada permukaan bulan dan memantulkan cahaya ke bumi, sehingga kita dapat melihat bagian terang dari bulan yang terlihat seperti sabit.

Dalam Islam, melihat hilal menjadi penting karena digunakan untuk menentukan awal bulan dalam kalender Islam. Awal bulan ditentukan oleh munculnya hilal setelah matahari terbenam pada malam tanggal 29 bulan sebelumnya. Hilal menjadi simbol penting dalam budaya Islam dan sering digunakan dalam seni dan karya sastra Islam.

Lalu bagaimana cara agar kita dapat melihat Hilal? Berikut adalah beberapa cara untuk melihat hilal:

1. Dengan mata telanjang: 


Coba cari hilal ketika matahari terbenam pada malam hari. Anda harus memilih tempat yang terbuka dan bebas dari awan agar bisa melihat hilal. Hal ini dapat dilakukan pada tanggal 29 bulan sebelumnya atau pada tanggal 30 bulan sekarang.

2. Dengan teleskop atau teropong: 

 

Teleskop atau teropong dapat membantu Anda melihat hilal dengan lebih jelas. Namun, pastikan bahwa teleskop yang digunakan tidak terlalu besar sehingga hilal tidak terlalu membesar dan terlihat palsu.

3. Dengan bantuan perangkat lunak: 


Anda juga dapat menggunakan perangkat lunak untuk membantu Anda melihat hilal, seperti aplikasi di ponsel pintar atau situs web. Perangkat lunak ini akan memberikan informasi tentang ketinggian dan posisi hilal di langit. Seperti Stellarium & Skysatelit.

 

Objek Astronomi yang Bisa Kacaukan Rukyat Hilal

Mencari dan melihat hilal memang tidak mudah. Bentuk hilal yang tipis, serta kesempatan atau rentang waktu yang sangat sempit membuatnya hanya bisa dilihat oleh orang yang ahli. Selain itu, ada juga objek astronomi lainnya yang bisa mengacaukan rukyat hilal.

Karenanya, dalam perencanaan rukyat hilal, perlu diperkirakan juga objek-objek astronomi selain hilal dan Matahari yang posisinya berdekatan dengan Bulan, dan kecerlangannya tidak berbeda jauh dengan hilal atau lebih lebih cerlang daripada hilal.

Objek astronomi ini dapat berupa planet, misalnya Venus atau Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek astronomis lainnya ini berpotensi menjadikan pengamat menganggapnya sebagai hilal padahal sebenarnya bukan.


 

Post a Comment