Intermezzo dikit, kali ini kita bahas yang ringan-ringan aja. Bulan Ramadhan tahun ini sepertinya banyak membawa hikmah buat saya pribadi.
Berawal dari suatu malam di pertengahan Ramadhan. Dimana waktu itu saya dan keluarga telat bangun. Entah kenapa alarm di handphone yang biasa bangunin kita sahur ga kedengeran sama sekali.
Tapi alhamdulilah, qodarullah nya kita masih bisa bangun di waktu imsak, kira-kira 10 menit sebelum adzan subuh. Akhirnya buru-buru saya dan istri bangunin anak buat ikut sahur. Karena waktu itu istri belum sempat masak apa-apa dan waktunya juga mepet akhirnya kita makan aja apa yang ada. Makanan yang ada dan siap dimakan hanya kurma sukari dan kue nastar yang kemarin dibuat sama istri.
Saya pun bergegas memakan 3 butir kurma untuk sahur begitu pula istri saya. Anak saya karena tidak begitu suka kurma dia hanya memakan nastar. Setelah itu kami pun minum dan membaca niat puasa.. Alhamduliah kita berhasil sahur dengan waktu yang sangat mepet tersebut.
Sesudah adzan subuh, saya bertanya-tanya dalam hati apa kuat kami puasa hari ini? Tapi dengan niat yang kuat kami pun puasa seperti biasa pada hari itu dengan lancar, tidak terasa lemas atau pusing, biasa aja. Begitu pula anak saya akhirnya berhasil puasa hingga adzan magrib dengan lancar.
Dari sini saya mencoba muhasabah, khususnya pada diri sendiri. Ternyata sahur atau buka itu bisa dengan makanan yang sangat sederhana. Cukup makan apa yang ada, tidak perlu berlebihan. Terkadang kita hanya lapar mata, pengen ini pengen itu. Ternyata itu semua hanya nafsu belaka. Subhanallah...
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari artikel ini, ambil yang baiknya aja. Semoga kita menjadi manusia yang lebih bersyukur dan istiqomah di jalan-Nya. Amiiinn...